Brosur

Download Brosur Dengan Format Cdr

Dunia mode Indonesia kini semakin berwarna dengan hadirnya para desainer muda yang memiliki ciri khas tersendiri pada koleksi busananya. Di antara sekian banyak desainer yang baru bermunculan, salah satunya adalah Rani Hatta. Rani merupakan desainer busana muslim yang berfokus pada busana kasual dengan garis desain modern dan minimalis.

Memiliki minat yang sangat besar dalam dunia mode, wanita lulusan sekolah fashion Susan Budihardjo ini sudah bercita-cita menjadi desainer sejak dirinya duduk di bangku sekolah dasar. "Aku tuh tipe orang yang ingin berpakaian sebaik mungkin dan sepertinya nggak mungkin kalau aku tidak diperbolehkan untuk membuat baju sendiri. Karena memang sebelum jadi desainer aku sudah suka desain baju sejak SD," tuturnya saat diwawancara Wolipop via e-mail beberapa waktu lalu.

Desainer yang akrab disapa Rani ini memang terbilang masih baru di bidang industri kreatif. Mengawali kariernya sejak Mei 2013, wanita kelahiran 1990 ini mendirikan brand yang diambil dari namanya sendiri, Rani Hatta. Ia memproduksi rok panjang, celana, blus, dan jaket dengan desain sederhana yang mudah dipasangkan dengan busana lainnya.

Harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau yaitu mulai dari Rp 200 ribu. Ibu satu anak ini awalnya hanya menjual produk secara online, namun kini ia sudah memiliki dua butik yang tersebar di wilayah Jakarta.

Pada awal merintis karier menjadi desainer, semuanya dikerjakan sendiri. Mulai dari menggambar pola busana, belanja untuk keperluan menjahit, termasuk kegiatan promosi hingga mengepak dan mengirim barang. Ia kemudian merekrut dua orang pegawai untuk membantunya. Namun karena banyaknya antusiasme yang didapat atas hasil karyanya, anak terakhir dari dua bersaudara ini merasa kewalahan hingga akhirnya kini ia memiliki 30 pegawai.

Kesuksesan ini pulalah yang berhasil mengantarnya menggelar peragaan busana pada ajang Jakarta Fashion Week (JFW) tahun 2014 lalu. Rani mengaku semua persiapan yang dilakukan serba mendadak. "Persiapannya hanya satu bulan, dan aku tuh orangnya cukup perfeksionis kalau masalah pola. Jadi satu baju bisa dibuat ulang sampai lima kali. Pegawai sampai pada disuruh lembur semua," katanya.

Selama kurang lebih dua tahun menjalani profesi sebagai desainer, wanita asal Yogyakarta ini sering merasakan pengalaman tak enak yang menimpanya. "Karyaku sering banget dijiplak, padahal sudah susah-susah mendesain eh seenaknya aja diambil. Bahkan foto promosi produk juga 'dicuri' sama si penjiplak," tuturnya.

Tetapi ia tidak terlalu ambil pusing tentang hal ini. Menurutnya, hal tersebut adalah salah satu risiko pekerjaan. Ia berpikir seorang desainer belum sukses apabila karyanya belum dijiplak orang lain.

Kini setelah sukses menampilkan karya untuk pertamakali di JFW, Rani yang berhijab sejak 2009 ini mempunyai cita-cita membuka butik di seluruh daerah di Indonesia. Dia juga ingin melebarkan sayap di pasar internasional dengan membawa nama Indonesia.

Selain sebagai desainer, wanita yang memiliki pengikut sebanyak 98 ribu di akun Instagram ini juga mempunyai tugas lainnya, yaitu sebagai seorang istri dan ibu. Rani merasa bersyukur masih bisa meluangkan waktu untuk keluarganya di tengah kesibukannya berkarya. Dengan menjalani yang bisnis tidak terikat oleh waktu, suami dan anaknya pun tidak pernah melayangkan keluhan padanya.

"Ini kan bisnis yang aku jalani sendiri, jam kerjanya bisa aku atur semauku. Jadi aku juga bisa menyesuaikan waktu untuk keluarga dan pekerjaan," tutupnya.

No comments:

Post a Comment